Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan berita duka
meninggalnya komedian tanah air kita yaitu Alm. Olga Syahputra. Beliau
meninggal akibat penyakit meningitis
yang dideritanya kurang lebih satu tahun lamanya. Penyakit meningitis tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum, padahal
dampaknya dapat menimbulkan kematian jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Radang selaput otak atau yang biasa disebut dengan meningitis, merupakan penyakit yang
menyerang bagian tubuh manusia yang paling vital yaitu otak. Sebenarnya Allah
SWT sudah menciptakan otak manusia dengan begitu sempurnanya dilengkapi dengan
selaput pelindung otak dan sistem kekebalan yang begitu hebatnya. Dengan
kekebalan seperti itu seharusnya otak sangat tidak mudah terinfeksi. Namun,
mengapa ada orang yang mengalami meningitis?
Berikut penjelasannya.
Penyebab
Meningitis
Meningitis pada dasarnya adalah infeksi. Otak dan sumsum tulang
belakang dilapisi semacam kulit/selaput yang secara kesatuan disebut meningen, ditambah kata itis dalam bahasa latin yang artinya
radang, jadi meningitis artinya
radang selaput otak dan sumsum tulang belakang, dan lebih populer disebut radang
selaput otak. Meningitis dapat terjadi
karena adanya mikroorganisme bisa berupa bakteri, virus, jamur, atau TBC yang
menginvasi, sehingga masuk dan menginfeksi selaput otak tersebut.
Penyakit meningitis
bisa terjadi karena beberapa faktor :
1. Kondisi tubuh pasien yang sangat lemah, daya tahan tubuh
sangat turun
2. Virus, bakteri, jamur, TBC, mikroorganisme patogen
lainnya bersifat sangat ganas
3. Adanya tempat masuk atau jalur seperti infeksi paru-paru
(pneumonia) yang berat, infeksi THT (telinga hidung tenggorokan) berat, gigi
berlubang yang sudah berat.
Penyakit infeksi di Indonesia bisa dikatakan sebagai
penyakit menular. Tapi untuk kasus meningitis
sifatnya bukan orang per orang, tapi karena adanya kuman yang endemik (mewabah)
di suatu wilayah, misalnya di wilayah A endemik meningitis maka pendatang yang masuk ke wilayah tersebut kemungkinan
dapat terjangkit meningitis, tapi
penyebabnya bukan orang per orang, melainkan karena adanya kuman tertentu yang
berhabitat di wilayah tersebut. Indonesia bukan negara yang endemik meningitis, sehingga penularan meningitis tidak mudah seperti negara
yang endemik meningitis. Contoh kasus
lainnya, di Indonesia penyakit yang endemik misalnya TBC, si A sakit TBC,
kemudian si B tertular TBC dan karena si B daya tahan tubuhnya sangat turun dia
terkena meningitis (meningitis TBC). Jadi bukan si A yang
menularkan meningitis. Yang menular
adalah TBC-nya sedangkan meningitis-nya
adalah proses.
Gejala Meningitis
Gejala awal yang pasti muncul yaitu sakit kepala hebat dimana pasien tidak dapat
lagi beraktivitas bahkan bisa sampai ingin membentur-benturkan kepala/menjambak
rambut. Kemudian karena ini suatu
infeksi biasanya disertai dengan demam tinggi. Kemudian diikuti dengan kaku
leher (leher tidak bisa ditekuk). Gejala lain yang dihubungkan dengan meningitis termasuk fotofobia (intoleransi terhadap cahaya terang) dan fonofobia (intoleransi terhadap suara
keras). Pada fase berikutnya bisa menyebabkan kejang-kejang, tidak sadarkan
diri, bahkan koma. Pada tahap ini kuman sudah sampai ke otak. Walaupun demikian,
hal ini masih bisa dihentikan atau pasien masih bisa disembuhkan dengan cara
pengobatan, tergantung seberapa cepat pasien berobat dan seberapa tepat
ditangani. Karena banyaknya kuman penyebab meningitis,
maka pengobatan meningitis dilakukan
sesuai dengan penyebabnya. Ketika pasien sudah didiagnosis terkena meningitis, maka selanjutnya dokter akan
mencari tahu penyebab meningitis
tersebut dengan cara pemeriksaan cairan otak pasien. Setelah diketahui
penyebabnya, pasien akan diterapi sesuai penyebabnya.
Meningitis Pada Anak
Anak-anak biasanya hanya menunjukkan gejala nonspesifik,
seperti lekas marah, mengantuk dan kelihatan tidak sehat. Ubun-ubun (bagian
lembut di bagian atas kepala bayi) dapat menonjol pada bayi berusia hingga 6
bulan. Gejala lainnya seperti nyeri kaki, kaki-tangan yang dingin, dan warna
kulit abnormal. Adanya ruam merah (ruam tidak memucat dan tidak memudar saat
ditekan) di badan, anggota badan bagian bawah, membran mukosa, konjungtiva, dan
(kadang-kadang) telapak tangan dan telapak kaki. Hal tersebut juga merupakan
salah satu gejalanya dan dapat memberikan petunjuk penyebab dari meningitis tersebut adalah bakteri
Neisseria meningitidis ( dikenal sebagai meningitis
meningokokus).
Beberapa jenis meningitis (misalnya yang berhubungan
dengan meningokokus,
Haemophilus influenzae type B / HiB, infeksi virus mumps) dapat dicegah dengan imunisasi (HiB, PCV).
Pencegahan
Upaya pencegahan meningitis
bagi orang dewasa juga dapat dilakukan dengan cara vaksinasi. Vaksinasi meningitis banyak sekali macamnya,
spesifik untuk kuman tertentu. Salah satu contohnya vaksin meningokokus
tersedia untuk grup A, C, W135 dan Y. Imunisasi dengan vaksin ACW135Y terhadap keempat jenis meningitis sekarang dijadikan
persyaratan visa bagi orang yang ingin menunaikan ibadah haji. Pemberian vaksin
meningitis bagi orang dewasa biasanya
dilakukan jika orang tersebut akan memasuki wilayah tertentu yang dianggap
endemik meningitis.
Upaya pencegahan yang paling utama adalah dengan cara menjaga
daya tahan tubuh kita agar tetap baik. Karena pada prinsipnya penyakit tidak
akan masuk ke tubuh kita jika daya tahan tubuh kita dalam keadaan baik. Menjaga
daya tahan tubuh bisa dengan makan makanan yang seimbang, istirahat yang cukup,
atau kalau tidak bisa beristirahat diimbangi dengan minum suplemen. Jika sudah
terkena gejala sakit, tubuh terasa lemah dan sebagainya, segera periksa ke
dokter dan berobatlah secara benar. Jangan tunda-tunda untuk mengobati penyakit
yang kita alami, karena jika sudah terlambat bisa fatal akibatnya.
Semoga bermanfaat, salam sehat!!!
Daftar Pustaka :
Sumber :
dr.Zicky Yombana, Sp.S.
(Dokter Spesialis Syaraf RS Pusat Otak Nasional), dalam acara talkshow “Hitam
Putih” 31 Maret 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar