Oksigen merupakan salah satu unsur yang penting dalam
kehidupan manusia. Oksigen tersedia di atmosfir kurang lebih sebesar 21%. Oksigen
dibutuhkan manusia untuk bernapas, oksigen
juga dibutuhkan tumbuhan pada proses fotosintesis. Keberadaan oksigen juga
mendukung terjadinya proses pembakaran. Di dunia industri, penambahan oksigen
digunakan untuk membantu proses produksi juga dapat digunakan pada proses
pengolahan limbah. Untuk kebutuhan safety, oksigen digunakan pada alat bantu
pernapasan. Sedangkan di dunia medis, kebutuhan akan oksigen lebih banyak lagi,
seperti digunakan untuk pengobatan dan terapi, dialirkan pada inkubator untuk
pemenuhan kebutuhan oksigen bagi bayi prematur, serta membantu pernafasan
pasien saat operasi maupun saat perawatan. Begitu besarnya kebutuhan akan
oksigen, menjadikan keberadaan oksigen sangat penting bagi kehidupan manusia. Kekurangan oksigen sudah pasti memberikan
dampak buruk bagi tubuh manusia, apa saja dampak buruk yang ditimbulkan? Bagaimana jika
kelebihan oksigen, dampak apa saja yang
ditimbulkan? Berikut penjelasannya.
Kekurangan oksigen
Kondisi kekurangan oksigen
biasa disebut hipoksia. Kondisi ini terjadi karena kadar oksigen yang
dibutuhkan oleh tubuh tidak terpenuhi. Oksigen dialirkan ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah, oleh karena itu kekurangan oksigen dapat mengakibatkan
kekurangan oksigen dalam darah yang dikenal dengan nama hipoksemia. Berikut
adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen dalam
darah :
·
Gangguan
pernapasan, yang disebabkan karena organ pernapasan yang tidak berfungsi dengan
baik (saluran napas yang tersumbat, sleep apnea/gangguan bernapas saat tidur, penyakit
tertentu seperti pneumonia, emfisema, asma, edema paru, emboli, fibrosis),
dapat pula disebabkan karena asupan obat (yang dapat menyebabkan depresi dan
gangguan pernapasan)
·
Penyakit
anemia (kekurangan zat besi), rendahnya kadar zat besi menyebabkan menurunnya
tingkat hemoglobin sebagai zat pembawa oksigen dalam darah.
·
Aktivitas
yang terlalu berat, stres berlebih
·
Berada
di dataran tinggi di mana jumlah oksigen yang tersedia berkurang
·
Kondisi
lingkungan sekitar yang mengalami pencemaran udara (gas buangan kendaraan/pabrik,
asap rokok)
Dampak buruk
kekurangan oksigen dalam darah :
·
Rasa
lelah, ini adalah dampak yang pertama kali dirasakan, ketika pasokan oksigen
dalam darah berkurang. Karena oksigen tidak mencapai semua bagian tubuh sesuai
yang dibutuhkan, maka fungsi tubuh akan terpengaruh dan akan ada sedikit energi
untuk melakukan pekerjaan. Akibatnya akan timbul rasa lelah yang akan disertai
dengan ketidak mampuan untuk bekerja secara maksimal.
·
Kesulitan
dalam bernafas, sesak nafas akan mempengaruhi fungsi normal dari sistem tubuh
manusia.
·
Nyeri
otot, ketika kadar oksigen berkurang dalam darah, hal ini mempengaruhi fungsi
otot. Dampaknya dapat terasa mulai dari nyeri pada otot atau kelang yang terasa
di persendian.
·
Gangguan
mata, dampak buruk kekurangan kadar oksigen dalam darah dapat menyebabkan
gangguan pada penglihatan. Kualitas atau ketajaman akan berkurang.
·
Sianosis
adalah ketika kulit terdapat semburat kebiruan. Hal ini disebabkan sebagai
akibat langsung dari kurangnya kadar oksigen dalam darah. Selain tampak pucat
dan sakit-sakitan, akan terdapat resiko bagi kesehatan juga.
·
Serangan
jantung, ketika oksigen tidak dapat diangkut dari paru-paru ke bagian lain dari
tubuh melalui darah, maka akan ada tekanan ekstra pada jantung. Tekanan berlebih
ini dapat membuat serangan jantung.
·
Hipoksia
serebral (kekurangan pasokan oksigen ke otak). Otak manusia memanfaatkan
sekitar 20% dari oksigen yang digunakan oleh tubuh kita. Otak selalu
membutuhkan oksigen untuk menjalankan fungsinya, oleh karena itu kurangnya
oksigen dapat menimbulkan dampak negatif pada fungsi otak. Sel sel otak sangat
rentan terhadap perubahan pasokan oksigen. Jika terjadi gangguan pasokan
oksigen ke otak untuk jangka waktu lama, dapat menyebabkan koma atau kematian.
Dampak buruk
kekurangan oksigen dalam darah dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan
yang serius. Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang tepat harus dilakukan
dan metode pengobatan perlu dijalankan tanpa menunggu lama.
Meningkatkan
oksigen dalam darah dapat dilakukan dengan cara olahraga dan transfusi darah, selain itu nutrisi tertentu juga bisa meningkatkan oksigen
dalam darah. Berikut nutrisi penting yang dapat meningkatkan kadar oksigen dalam darah
:
·
Zat besi, dapat diperoleh dari daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, sayuran
berdaun hijau, roti gandum dan pasta yang diperkaya zat besi untuk mengobati
anemia.
·
Diet rendah lemak. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa makanan tinggi lemak
dapat menyebabkan resistensi insulin dan sleep apnea (gangguan bernapas saat
tidur). Untuk itu, makan serat tinggi, diet rendah
lemak dengan memperbanyak buah-buahan dan sayuran dapat membantu meningkatkan
kadar oksigen dalam darah.
·
Buah
dan sayuran. Sebuah artikel yang
diterbitkan Cancer Active mengungkapkan bahwa lingkungan asam dalam darah
dapat menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dan meningkatkan risiko kanker
tertentu. Konsumsi air basa dalam buah dan sayuran yang
kaya kalium dan magnesium seperti pisang, kentang, tomat dan sayuran berdaun hijau, dapat membantu
mengurangi keasaman dan mengobati hipoksemia. Buah-buahan dan sayuran, menurut MayoClinic.com, juga
merupakan sumber tinggi antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E, yang
melindungi sel-sel darah pembawa oksigen terhadap efek berbahaya dari radikal
bebas.
·
Diet rendah natrium. Menurut studi yang diterbitkan Hypertension,
makanan rendah natrium dapat mengakibatkan meningkatnya oksigenasi ginjal
melalui darah. Diet rendah natrium adalah untuk mengurangi asupan natrium
sampai kurang dari 2000 mg per hari dan memperbanyak buah dan sayuran, kacang,
kacang polong, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Kelebihan oksigen
Oksigen, suatu unsur
gas yang vital bagi kehidupan manusia, ternyata juga dapat meracuni manusia. Oksigen dapat meracuni kita (dinamakan oxygen poisoning),
apabila tekanan oksigen lebih tinggi dari 1 bar (tekanan normal) atau apabila
kadar oksigen ini lebih tinggi dari 21%. Kondisi kelebihan oksigen umumnya terjadi pada seseorang yang
menggunakan alat bantu pernapasan dengan tabung oksigen (seperti penyelam laut
dalam, petugas ruang terbatas), orang yang menjalani terapi hiperbarik dan pada
bayi prematur yang diberi oksigen dalam inkubator.
Keracunan oksigen pada manusia membawa akibat buruk pada
tiga organ yang amat vital, yaitu : Pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang dan tidak sadar
(dinamakan Paul Bert effect). Pada paru-paru yang mengakibatkan sesak
nafas dan sakit dada (dinamakan Lorrain
Smith effect). Pada mata yang mengakibatkan rabun jauh (myopia). Umumnya gangguan ini tidak
bersifat menetap pada orang dewasa dan membaik dengan berjalannya waktu. Namun
pada bayi yang lahir prematur, efek pemberian oksigen yang berlebihan ini dapat
mengakibatkan kelainan mata yang lebih serius bahkan sampai menjadi buta. Hal
ini disebabkan, karena pada bayi prematur, organ paru-paru dan organ matanya belum berkembang
secara sempurna, sehingga tekanan oksigen yang berlebihan ini mengakibatkan
kerusakan sel pada bronchus dan retina mata. Kerusakan pada retina yang
‘terlepas’ (detached) ini dinamakan retinopathy of prematurity (ROP).
Agar tidak
mengalami kelebihan oksigen (keracunan oksigen), maka gunakanlah alat bantu
pernapasan (seperti tabung oksigen), inkubator, dan alat bantu terkait
penggunaan oksigen lainnya sesuai dengan aturan dan standard keselamatan /
medis yang sudah ada.
Seperti halnya
segala sesuatu, oksigen pun baik dan
berguna pada kadar yang cukup, dan tidak baik pada kadar yang berlebihan maupun
kekurangan.
Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar